MAKALAH
EKOLOGI POPULASI
POPULASI
DAN KONSERVASI RUSA TIMOR (Cervus timorensis )
ROBERTUS KASIDI
10.03.0273
INSTITUT PERTANIAN MALANG
FAKULTAS KEHUTANAN
JURUSAN KONSERVASI SUMBER
DAYA HUTAN
2012
I.
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Rusa timor merupakan salah
satu rusa asli Indonesia selain rusa bawean, sambar, dan menjangan. Rusa timor
yang mempunyai nama latin Cervus timorensis diperkirakan asli
berasal dari Jawa dan Bali, rusa timor ini mempunyai keunukan tersendiri
dibanding rusa lainnya.
Rusa timor sering juga
disebut sebagai rusa jawa. Dalam bahasa Inggris, rusa timor mempunyai beberapa
sebutan seperti Javan Rusa, Javan Deer, Rusa, Rusa Deer, dan Timor Deer.
Di
Indonesia, rusa timor termasuk jenis yang dilindungi berdasarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa.
Namun demikian, rusa dapat dimanfaatkan melalui penangkaran sebagaimana diatur
dalam Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 1994 tentang Perburuan Satwaliar, dan
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 1999 tentang Pemanfaatan Jenis Tumbuhan dan
Satwa.
Pada tahun 1928-an, oleh pemerintah
kolonal Belanda beberapa ekor rusa timor dibawa ke luar habitat aslinya
termasuk ke Papua. Rusa timor yang dibawa ke Papua merupakan sub spesies dari
rusa timor yang berasal dari Maluku (Rusa timorensis moluccenssis Muller
1836). Pada habitat yang baru, rusa timor berkembangbiak dengan pesat bahkan
menjadi hama bagi penduduk di sekitarnya. Semiadi (2006) mengatakan rusa timor
di Kalimantan, berasal dari anak jenis rusa timor di Nusa Tenggara Timur yang
dibawa oleh tentara dari Timor Timur pada tahun 1980-an.
B.
Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah adar dapat mengetahui
dan memahami rusa timor mempunyai
klasifikasi ilmiah, ciri fisik dan perilaku, habitat dan penyebaran
populasi seta populasi dan konservasinya.
II.
PEMBAHASAN
1.
Klasifikasi Ilmiah.
Kerajaan: Animalia.
Filum: Vertebrata. Sub filum : Chordata. Kelas: Mammalia. Ordo: Artiodactyla.
Famili: Cervidae. Genus: Cervus. Spesies: Cervus timorensis.
Sinonim: (Lihat artikel). Nama binomial (ilmiah): Cervus timorensis.
Nama Indonesia: Rusa timor.
2.
Ciri-ciri Fisik dan Perilaku.
Rusa timor (Cervus timorensis)
mempunyai bulu berwarna coklat kemerah-merahan hingga abu-abu kecoklatan dengan
bagian bawah perut dan ekor berwarna putih. Hewan jantan relative lebih besar
dibandingkan dengan betinanya
Rusa timor dewasa mempunyai panjang badan
berkisar antara 195-210 cm dengan tinggi badan mencapai antara 91-110 cm. Rusa
timor (Cervus timorensis) mempunyai berat badan antara 103-115 kg
walaupun rusa timor yang berada dipenangkaran mampu memiliki bobot sekitar 140
kg. Ukuran rusa timor ini meskipun kalah besar dari sambar (Cervus unicolor)
namun dibandingkan dengan rusa jenis lainnya seperti rusa bawean, dan menjangan,
ukuran tubuh rusa timor lebih besar.
Rusa jantan memiliki tanduk (ranggah) yang
bercabang. Tanduk akan tumbuh pertama kali pada anak jantan saat umur 8 bulan.
Setelah dewasa, tanduk menjadi sempurna yang ditandai dengan terdapatnya 3
ujung runcing. Rusa timor (Cervus timorensis) merupakan hewan yang dapat
aktif di siang hari (diurnal) maupun di malam hari (nokturnal), tergantung
kondisi habitatnya.
Rusa timor sebagaimana rusa lainnya termasuk
hewan pemamah biak yang menyukai daun-daunan dan berbagai macam buah-buahan
Rusa memakan berbagai bagian tumbuhan mulai dari pucuk, daun muda, daun tua,
maupun batang muda.
Umumnya rusa timor bersifat poligamus yaitu
satu penjantan akan mengawini beberapa betina. Rusa betina mempunyai anak
setiap tahun dengan sekali musim rata-rata satu ekor anak.
3.
Subspesies Rusa Timor.
Whitehead (Schroder dalam Nugroho, 1992;
Semiadi, 2002) membagi jenis rusa timor (Cervus timorensis) menjadi 8
subspesies (anak jenis), yaitu:
a) Cervus timorensis
russa (Mul.&Schl., 1844) biasa ditemukan di Pulau Jawa
b) Cervus timorensis
florensis (Heude, 1896) biasa ditemukan Pulau Lombok dan Pulau
Flores
c) Cervus timorensis
timorensis (Martens, 1936) biasa ditemukan P. Timor, P. Rate, P.
Semau, P. Kambing, P. Alor, dan P. Pantai
d) Cervus timorensis
djonga (Bemmel, 1949) biasa ditemukan P. Muna dan P. Buton
e) Cervus timorensis
molucensis (Q.&G.,1896) biasa ditemukan Kep. Maluku, P.
Halmahera, P. Banda, dan P. Seram
f) Cervus timorensis
macassaricus (Heude, 1896) biasa ditemukan P. Sulawesi
g) Cervus timorensis
renschi (Sody, 1933)
h) Cervus timorensis
laronesietes (Bemmel, 1949)
4.
Habitat dan Persebaran
Habitat rusa timor berupa hutan, dataran terbuka serta padang
rumput dan savanna. Rusa timor diketemukan di dataran rendah hingga pada
ketinggian 2600 m di atas permukaan laut (Direktorat PPA, 1978). Padang rumput
dan daerah-daerah terbuka merupakan tempat mencari makan, sedangkan hutan dan
semak belukar merupakan tempat berlindung. Salah satu tempat berlindung yang
disukai oleh rusa timor (Cervus timorensis) adalah semak-semak yang
didominasi oleh kirinyuh (Eupatorium spp.), saliara (Lantana camara),
gelagah (Saccarum spontaneum)
dan alang-alang (Imperata cylindrica). Rusa timor termasuk satwayang
mudah beradaptasi dengan lingkungan yang kering bila dibandingkan dengan jenis
rusa yang lain, karena ketergantungan terhadap ketersediaan air relatif lebih
kecil. Dengan kemampuan adaptasi yang baik ini rusa timor mampu berkembangbiak
dengan baik di daerah-daerah meskipun bukan habitat asli
Habitat
yang disukai rusa timor adalah hutan yang terbuka, padang rumput, savana,
semak, bahkan sering dijumpai juga pada aliran sungai (sumber air) dan daerah
yang berawa (Garsetiasih 1996). Hoogerwerf (1970), Semiadi dan Nugraha (2004)
serta IUCN (2008) mengatakan, apabila berada di padang rumput rusa termasuk grasser
sedangkan pada areal semak dan hutan, rusa merupakan browser.
Sebagai satwa herbivora, rusa timor mengkonsumsi berbagai jenis rumput, herba
dan buah-buahan yang jatuh atau berserakan di permukaan tanah. Rusa timor
diperkirakan berasal dari pulau Jawa dan Bali yang kemudian tersebar ke
berbagai wilayah di Indonesia. Bahkan telah diintroduksi juga ke berbagai
negara seperti Australia, Mauritius, Kaledonia, Selandia Baru, Papua Nugini,
dan Timor
5.
Populasi dan Konservasi
Populasi adalah sekelompok mahkluk hidup
dengan spesies yang sama, yang hidup di suatu wilayah yang sama dalam kurun
waktu yang sama pula
Populasi rusa
timor
Berdasarkan
kategori IUCN Red List, sejak tahun 2008 rusa timor termasuk dalam kategori
rentan (vulnerable). Sebelumnya rusa timor berstatus resiko
rendah/kurang perhatian (lower risk/least concern) sejak tahun 1996.
Perubahan status ini disebabkan total populasi asli rusa timor di daerah
penyebaran aslinya diperkirakan kurang dari 10.000 individu dewasa, dengan
perkiraan penurunan sekurangnya 10% selama tiga generasi sebagai akibat dari
hilangnya habitat, degradasi habitat, dan perburuan (IUCN 2008).
Populasi rusa timor terbesar terdapat di TN. Wasur,
Papua dengan populasi sekitar 8.000 ekor (1992). Populasi di Jawa justru
megalami pengurangan yang sangat besar. Seperti di TN. Baluran sekitar 1.000
ekor (2008).
Ancaman utama terhadap rusa timor berasal dari
perburuan yang dilakukan oleh manusia untuk mengambil dagingnya. Penurunan
populasi juga diakibatkan oleh berkurangnya lahan dan padang penggembalaan
(padang rumput) di Taman Nasional yang menjadi
habitat rusa timor. Hilangnya padang rumput ini ada yang diakibatkan oleh
konversi menjadi lahan pertanian dan pemikiman juga oleh kesalahan pengelolaan
seperti penanaman pohon yang yang kemudian merubah padang rumput menjadi hutan
semak seperti yang pernah terjadi di TN. Baluran.
Rusa timor adalah mamalia ruminansia yang memiliki
daya adaptasi yang tinggi sehingga mudah diintroduksikan
pada daerah yang bukan habitat asalnya. Berdasarkan
asal daerah penyebaranya mamalia ini berasal dari
Kepulauan Sunda Kecil, Menurut Hardjosemoiio pi d. (1978), status hewan ini adalah langka karena
terjadi penurunan populasinya di alam, terutama
di Pulau Jawa dan Bali, Daerah-daerah
yang masih memiliki populasi rusa tirnor di Pulau Jawa dengan
genetik yang murni diduga hanya berada di Taman
Nasional Ujung Kulon, Taman Nasional Meru Betiri,
Banyuwangi dan sekitar lereng Gunung
Arjuna Jawa Timur, termasuk
Taman Nasional Alas Purwo (Semiadi 2006). Perburuan
liar, konversi tanah hutan menjadi lahan pertanian,
dan tekanan pertumbuhan penduduk menyebabkan penurunan
populasi rusa timor di Pulau Jawa.
III.
KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa Berdasarkan
kategori IUCN Red List, sejak tahun 2008 rusa timor termasuk dalam kategori
rentan (vulnerable). Penyebab utama Rusa timor menjadi penurunan
populasi karena perburuan liar yang disebabkan oleh masyarakat untuk mengambil
dagingnya.
DAFTAR
PUSTAKA
www.iucnredlist.org/aps/redlist/details/41789/0.
Diakses pada tanggal 20 September 2011
www.animalpicturesarchive.com.
Diakses pada
tanggal 20 September 2011
www.iwf.or.id/assets/document/67643/ teknis penangkaran rusa timor. Diakses pada tanggal 20 September
2011
http://forester85.blogspot.com/2011/07/la-pahar-alami-rusa-timor-cervus.html.
Diakses pada
tanggal 20 September 2011