Senin, 03 Desember 2012









MAKALAH
EKOLOGI POPULASI

POPULASI DAN KONSERVASI RUSA TIMOR (Cervus timorensis )

 ROBERTUS KASIDI
10.03.0273



INSTITUT PERTANIAN MALANG
FAKULTAS KEHUTANAN
JURUSAN KONSERVASI SUMBER DAYA HUTAN
2012


                                                                                                     I.        PENDAHULUAN

A.   Latar belakang

     Rusa timor merupakan salah satu rusa asli Indonesia selain rusa bawean, sambar, dan menjangan. Rusa timor yang mempunyai nama latin Cervus timorensis diperkirakan asli berasal dari Jawa dan Bali, rusa timor ini mempunyai keunukan tersendiri dibanding rusa lainnya.
     Rusa timor sering juga disebut sebagai rusa jawa. Dalam bahasa Inggris, rusa timor mempunyai beberapa sebutan seperti Javan Rusa, Javan Deer, Rusa, Rusa Deer, dan Timor Deer.
     Di Indonesia, rusa timor termasuk jenis yang dilindungi berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa. Namun demikian, rusa dapat dimanfaatkan melalui penangkaran sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 1994 tentang Perburuan Satwaliar, dan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 1999 tentang Pemanfaatan Jenis Tumbuhan dan Satwa.
     Pada tahun 1928-an, oleh pemerintah kolonal Belanda beberapa ekor rusa timor dibawa ke luar habitat aslinya termasuk ke Papua. Rusa timor yang dibawa ke Papua merupakan sub spesies dari rusa timor yang berasal dari Maluku (Rusa timorensis moluccenssis Muller 1836). Pada habitat yang baru, rusa timor berkembangbiak dengan pesat bahkan menjadi hama bagi penduduk di sekitarnya. Semiadi (2006) mengatakan rusa timor di Kalimantan, berasal dari anak jenis rusa timor di Nusa Tenggara Timur yang dibawa oleh tentara dari Timor Timur pada tahun 1980-an.



B.   Tujuan

     Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah adar dapat mengetahui dan memahami rusa timor mempunyai  klasifikasi ilmiah, ciri fisik dan perilaku, habitat dan penyebaran populasi seta populasi dan konservasinya.






                                                                                                      II.        PEMBAHASAN

1.    Klasifikasi Ilmiah.

Kerajaan: Animalia. Filum: Vertebrata. Sub filum : Chordata. Kelas: Mammalia. Ordo: Artiodactyla. Famili: Cervidae. Genus: Cervus. Spesies: Cervus timorensis. Sinonim: (Lihat artikel). Nama binomial (ilmiah): Cervus timorensis. Nama Indonesia: Rusa timor.

2.    Ciri-ciri Fisik dan Perilaku.

Rusa timor (Cervus timorensis) mempunyai bulu berwarna coklat kemerah-merahan hingga abu-abu kecoklatan dengan bagian bawah perut dan ekor berwarna putih. Hewan jantan relative lebih besar dibandingkan dengan betinanya
Rusa timor dewasa mempunyai panjang badan berkisar antara 195-210 cm dengan tinggi badan mencapai antara 91-110 cm. Rusa timor (Cervus timorensis) mempunyai berat badan antara 103-115 kg walaupun rusa timor yang berada dipenangkaran mampu memiliki bobot sekitar 140 kg. Ukuran rusa timor ini meskipun kalah besar dari sambar (Cervus unicolor) namun dibandingkan dengan rusa jenis lainnya seperti rusa bawean, dan menjangan, ukuran tubuh rusa timor lebih besar.
Rusa jantan memiliki tanduk (ranggah) yang bercabang. Tanduk akan tumbuh pertama kali pada anak jantan saat umur 8 bulan. Setelah dewasa, tanduk menjadi sempurna yang ditandai dengan terdapatnya 3 ujung runcing. Rusa timor (Cervus timorensis) merupakan hewan yang dapat aktif di siang hari (diurnal) maupun di malam hari (nokturnal), tergantung kondisi habitatnya.
Rusa timor sebagaimana rusa lainnya termasuk hewan pemamah biak yang menyukai daun-daunan dan berbagai macam buah-buahan Rusa memakan berbagai bagian tumbuhan mulai dari pucuk, daun muda, daun tua, maupun batang muda.
Umumnya rusa timor bersifat poligamus yaitu satu penjantan akan mengawini beberapa betina. Rusa betina mempunyai anak setiap tahun dengan sekali musim rata-rata satu ekor anak.

3.    Subspesies Rusa Timor.

   Whitehead (Schroder dalam Nugroho, 1992; Semiadi, 2002) membagi jenis rusa timor (Cervus timorensis) menjadi 8 subspesies (anak jenis), yaitu:
a)    Cervus timorensis russa (Mul.&Schl., 1844) biasa ditemukan di Pulau Jawa
b)    Cervus timorensis florensis (Heude, 1896) biasa ditemukan Pulau Lombok dan Pulau Flores
c)    Cervus timorensis timorensis (Martens, 1936) biasa ditemukan P. Timor, P. Rate, P. Semau, P. Kambing, P. Alor, dan P. Pantai
d)    Cervus timorensis djonga (Bemmel, 1949) biasa ditemukan P. Muna dan P. Buton
e)    Cervus timorensis molucensis (Q.&G.,1896) biasa ditemukan Kep. Maluku, P. Halmahera, P. Banda, dan P. Seram
f)     Cervus timorensis macassaricus (Heude, 1896) biasa ditemukan P. Sulawesi
g)    Cervus timorensis renschi (Sody, 1933)
h)   Cervus timorensis laronesietes (Bemmel, 1949)



4.    Habitat dan Persebaran

Habitat rusa timor berupa hutan, dataran terbuka serta padang rumput dan savanna. Rusa timor diketemukan di dataran rendah hingga pada ketinggian 2600 m di atas permukaan laut (Direktorat PPA, 1978). Padang rumput dan daerah-daerah terbuka merupakan tempat mencari makan, sedangkan hutan dan semak belukar merupakan tempat berlindung. Salah satu tempat berlindung yang disukai oleh rusa timor (Cervus timorensis) adalah semak-semak yang didominasi oleh kirinyuh (Eupatorium spp.), saliara (Lantana camara), gelagah (Saccarum spontaneum) dan alang-alang (Imperata cylindrica). Rusa timor termasuk satwayang mudah beradaptasi dengan lingkungan yang kering bila dibandingkan dengan jenis rusa yang lain, karena ketergantungan terhadap ketersediaan air relatif lebih kecil. Dengan kemampuan adaptasi yang baik ini rusa timor mampu berkembangbiak dengan baik di daerah-daerah meskipun bukan habitat asli
Habitat yang disukai rusa timor adalah hutan yang terbuka, padang rumput, savana, semak, bahkan sering dijumpai juga pada aliran sungai (sumber air) dan daerah yang berawa (Garsetiasih 1996). Hoogerwerf (1970), Semiadi dan Nugraha (2004) serta IUCN (2008) mengatakan, apabila berada di padang rumput rusa termasuk grasser sedangkan pada areal semak dan hutan, rusa merupakan browser. Sebagai satwa herbivora, rusa timor mengkonsumsi berbagai jenis rumput, herba dan buah-buahan yang jatuh atau berserakan di permukaan tanah. Rusa timor diperkirakan berasal dari pulau Jawa dan Bali yang kemudian tersebar ke berbagai wilayah di Indonesia. Bahkan telah diintroduksi juga ke berbagai negara seperti Australia, Mauritius, Kaledonia, Selandia Baru, Papua Nugini, dan Timor

5.    Populasi dan Konservasi

     Populasi adalah sekelompok mahkluk hidup dengan spesies yang sama, yang hidup di suatu wilayah yang sama dalam kurun waktu yang sama pula

http://alamendah.files.wordpress.com/2010/06/rusa-timor-cervus-timorensis.jpg?w=250&h=166
                                 Populasi rusa timor

Berdasarkan kategori IUCN Red List, sejak tahun 2008 rusa timor termasuk dalam kategori rentan (vulnerable). Sebelumnya rusa timor berstatus resiko rendah/kurang perhatian (lower risk/least concern) sejak tahun 1996. Perubahan status ini disebabkan total populasi asli rusa timor di daerah penyebaran aslinya diperkirakan kurang dari 10.000 individu dewasa, dengan perkiraan penurunan sekurangnya 10% selama tiga generasi sebagai akibat dari hilangnya habitat, degradasi habitat, dan perburuan (IUCN 2008).
Populasi rusa timor terbesar terdapat di TN. Wasur, Papua dengan populasi sekitar 8.000 ekor (1992). Populasi di Jawa justru megalami pengurangan yang sangat besar. Seperti di TN. Baluran sekitar 1.000 ekor (2008).
Ancaman utama terhadap rusa timor berasal dari perburuan yang dilakukan oleh manusia untuk mengambil dagingnya. Penurunan populasi juga diakibatkan oleh berkurangnya lahan dan padang penggembalaan (padang rumput) di Taman Nasional yang menjadi habitat rusa timor. Hilangnya padang rumput ini ada yang diakibatkan oleh konversi menjadi lahan pertanian dan pemikiman juga oleh kesalahan pengelolaan seperti penanaman pohon yang yang kemudian merubah padang rumput menjadi hutan semak seperti yang pernah terjadi di TN. Baluran.
Rusa timor adalah  mamalia ruminansia yang memiliki daya adaptasi yang tinggi sehingga mudah diintroduksikan pada daerah yang bukan habitat asalnya. Berdasarkan asal daerah penyebaranya mamalia ini berasal dari Kepulauan Sunda Kecil, Menurut Hardjosemoiio pi d. (1978), status hewan ini adalah langka karena terjadi penurunan populasinya di alam, terutama di Pulau Jawa dan Bali, Daerah-daerah yang masih memiliki populasi rusa tirnor di Pulau Jawa dengan genetik yang murni diduga hanya berada di Taman Nasional Ujung Kulon, Taman Nasional Meru Betiri, Banyuwangi dan sekitar lereng Gunung Arjuna Jawa Timur, termasuk Taman Nasional Alas Purwo (Semiadi 2006). Perburuan liar, konversi tanah hutan menjadi lahan pertanian, dan tekanan pertumbuhan penduduk menyebabkan penurunan populasi rusa timor di Pulau Jawa.



                                                                                                      III.        KESIMPULAN

Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa Berdasarkan kategori IUCN Red List, sejak tahun 2008 rusa timor termasuk dalam kategori rentan (vulnerable). Penyebab utama Rusa timor menjadi penurunan populasi karena perburuan liar yang disebabkan oleh masyarakat untuk mengambil dagingnya.






















DAFTAR PUSTAKA

www.iucnredlist.org/aps/redlist/details/41789/0. Diakses pada tanggal 20 September 2011

www.animalpicturesarchive.com. Diakses pada tanggal 20 September 2011

www.iwf.or.id/assets/document/67643/ teknis penangkaran rusa timor. Diakses pada tanggal 20 September 2011